Terpahat di derak belulang
Cinta penuh bermekaran
Gugur di bentangan pagar kayu
Sekat rindu yang pernah tumpah berdarah
Di atas bakung,
Di kelopak mati melati
Mataharimu mengusap kuntum-kuntum nestapa
Menyeka air mata, merubuhkan mimpi sekeras baja
Kembalilah padanya
Waktu kan membuat kita terbiasa
Di bawah atapnya yang dingin
Hatimu berbalut beledu
Dalam bising yang selalu membuatku ingin bertemu
Dalam lengang yang menggerakkan batinku untuk mencintamu
Ada isak di balik jendela berbingkai biru
Nafas gemetar menghibur mimpi keliru
Sabarlah, tenanglah...
Sumpahku takkan kuingkar
Walau angin menghamburkan serpihku yang geletar..
Post a Comment